Ubud, Desa Para Pelukis

Hal pertama yang terlintas dalam pikiran ketika seseorang mengatakan kata Ubud, adalah lukisan. Ubud tak diragukan lagi terpandang di mata dunia sebagai desa pelukis. Gaya lukisan di Ubud juga sangat spesifik. Hal ini sebenarnya dapat dianggap mirip dengan lukisan dari Cina dalam hal gaya perspektif. Lukisan Ubud secara tradisi menempatkan objek dalam perspektif yang dianggap terlihat jauh di sebelah atas lukisan, dan mereka yang dalam perspektif lebih dekat ditempatkan pada sisi bawah dari frame. Menariknya, objek lebih jauh dan lebih dekat dilukis dalam skala ukuran yang sama. Mirip halnya dengan lukisan Cina.

Di sekitar Ubud ada begitu banyak galeri lukisan. Anda juga dapat menemukan beberapa museum ternama yang terkenal di seluruh dunia, seperti Museum Antonio Blanco, Neka Art Museum, Museum Puri Lukisan, dan juga galeri pelukis Ubud yang terkenal, Lempad Gallery.
Di luar itu, Anda juga bisa pergi lebih jauh ke desa-desa sekitarnya seperti, Peliatan, sehingga bisa berkunjung ke rumah-rumah para pelukis setempat.
Diakui juga bahwa Ubud telah menerima penghargaan sebagai kota terbaik di Asia, menurut survei para pembaca dari majalah Amerika terkemuka, Conde Nast Traveller. Ya, kota. Bukan desa. Tampaknya setiap orang juga setuju bahwa desa Ubud sekarang telah menjadi cukup ramai dan galeri serta toko seni menjamur di mana-mana. Namun, sepertinya tidak ada yang keberatan tentang situasi ramai Ubud ini. Bahkan, semakin banyak orang yang tertarik untuk datang. Hal ini mungkin karena Ubud juga masih mempertahankan alam sekitarnya seperti sawah, bukit, sungai, dan hutan-hutannya.

Yah, beruntung bahwa sumber daya alam mereka masih ada. Jika tidak, maka dari mana pelukis Ubud akan mendapatkan inspirasi mereka? Atau mungkin bahwa sumber inspirasi itu sebetulnya berkurang, oleh karena itu lukisan Ubud sekarang juga menjadi bergaya lebih kontemporer. Mungkin juga itu karena banyak budaya lain yang datang ke Ubud? Mengapa tidak Anda cari tahu ke sana...

0 comments:

Post a Comment