Relevansi Filosofi “Someah Hade Ka Semah” Terhadap Kemajuan Pariwisata Priangan

Filosofi “Someah Hade Ka Semah” merupakan local wisdom dari tatar Sunda. Ini berarti bahwa urang Sunda harus ramah pada tetamunya. Ramah dalam arti menjamu, menjaga, memelihara, dan berupaya membahagiakan tamu mereka. Someah dalam basa Sunda berbeda dengan darehdeh. Darehdeh berarti banyak senyum dan membungkukan badan. Namun someah memiliki arti lebih luas seperti disinggung di atas.

Dalam hubungannya dengan kemajuan pariwisata di tatar Priangan, maka mari kita lihat terlebih dahulu potret pariwisata di Indonesia saat ini. Dari data terkini yang dikeluarkan oleh budpar.go.id, kita mendapati bahwa jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia turun. Jumlah wisatawan tertinggi dalam dasawarsa terakhir adalah di tahun 2002, sedangkan terendah yakni tahun 2006. Namun jika kita cermati tahun 2004, kita lihat jumlah wisatawan lebih sedikit dari 2002, namun pendapatan Indonesia dari pariwisata lebih tinggi dari 2002 yang jumlah wisatawannya tertinggi.

Ternyata dengan jumlah wisatawan lebih sedikit pada 2004, namun waktu tinggalnya sangat lama, maka jumlah belanjanya juga menjadi besar.

Data tersebut memperlihatkan bahwa ada faktor-faktor lain yang mengakibatkan besarnya pendapatan Indonesia dari pariwisata selain jumlah wisatawan yang datang.

Faktor-faktor itu adalah 1.) Besarnya belanja wisatawan yang datang, dan 2.) Lamanya mereka tinggal. Ternyata dengan jumlah wisatawan lebih sedikit pada 2004, namun waktu tinggalnya sangat lama, maka jumlah belanjanya juga menjadi besar. Lebih besar dari pada jika wisatawannya banyak tapi tinggal sebentar.

OK. Di sinilah kita mulai melirik besarnya relevansi filosofi Sunda tadi, ‘Someah Hade Ka Semah’. Jadi agar pariwisata Indonesia maju, buatlah wisatawan yang datang lebih sedikit itu tinggal lebih lama. Buatlah mereka betah. Untuk membuat mereka menjadi betah, jadilah tuan rumah yang ‘Someah’.

Strategi yang sama sebenarnya bisa juga diterapkan dalam skala Priangan. Menurut informasi sekilas, pemerintah Kota Bandung sekarang mencanangkan tingkat kedatangan wisatawan asing sebesar 150,000 orang untuk tahun 2008 ini. Sebenarnya dengan filosofi ‘Someah Hade Ka Semah’, Bandung tidak perlu terlalu lelah berupaya mencapai kuota itu. Jumlah kedatangan tamu hanya salah satu alat, seperti juga kedua alat lainnya yakni jumlah belanja tamu, dan lama tinggal tamu. Tujuan pokoknya sebetulnya satu: lebih banyak pemasukan, lebih banyak kesejahteraan. Cobalah strategi ’someah’ tadi.

Jika Bandung mendatangkan 150,000 wisatawan asing, dan mereka membelanjakan rata-rata Rp. 150.000,- sehari saja untuk hotel dan makan, maka jika lama tinggal mereka hanya 2 hari, Bandung akan mendapatkan Rp. 45.000.000.000,- di tahun 2008 ini. Datangkan setengahnya saja, 75,000 wisatawan, dengan belanja yang sama Rp. 150.000,- sehari, dan buat mereka tinggal satu minggu (7 hari). Bandung akan mendapat Rp. 78.750.000.000,- di tahun 2008 ini. Cukup menakjubkan.

Pertanyaan berikutnya tentu, bagaimana membuat mereka tinggal lebih lama? Jawabannya: Ber-’someah’-lah. Priangan sebenarnya memiliki potensi tinggi untuk memperpanjang lama tinggal wisatawan. Someah berarti memperhatikan berbagai kebutuhan tamu agar mereka tetap merasa betah. Memberi kenyamanan saat para tamu tinggal di rumah kita.

Dalam konteks pariwisata, untuk membuat tamu kita betah untuk tinggal lebih lama adalah dengan cara mempelajari profil wisatawan yang berkunjung ke sini. Profil wisatawan yang kita pelajari kemudian bisa menjadi acuan sebagai bahan untuk menentukan segmen pasar yang kita tuju. Jika wisatawan yang datang merupakan mereka yang senang berbelanja, tentu sebagai tuan rumah yang someah kita harus mengajak tamu kita ke lebih banyak lagi tempat yang membuat mereka nyaman untuk berbelanja. Jika profil wisatawan yang hadir senang terhadap kebudayaan, kita harus mampu menciptakan program-program wisata yang mengunjungi berbagai kegiatan budaya yang tidak membosankan tamu-tamu kita.

0 comments:

Post a Comment